Pokemon Go Penyelamat Kehidupan

Satu bulan sudah Pokemon Go beredar di masyarakat, namun antusiasmenya tidak kunjung reda. Orang tua, para guru, bos-bos, tidak pernah menyangka akan ada sebuah permainan yang mampu mengubah kehidupan manusia. Anak-anak yang biasanya bermain gadget di sofa ruang tengah, sekarang menjadi lebih rajin mengelilingi kompleks di sekitar rumah mereka. Para pelajar yang biasanya memilih untuk berdiam di perpustakaan atau kantin saat jam istirahat, sekarang menjadi lebih suka mengelilingi lapangan. Karyawan kantor yang biasanya hanya duduk dan bekerja di kubikel mereka, sekarang menjadi lebih suka bolak-balik ke lobi kantor. Semua mereka lakukan demi satu tujuan: berburu Pokemon.

Sebagaimana dampak perkembangan teknologi pada umumnya, permainan berdasarkan location augmented reality ini menuai pro dan kontra semenjak awal kemunculannya. Pokemon Go juga memicu banyak kejadian tidak biasa, mulai dari sekedar dikira pencuri karena bergerombol di kompleks perumahan untuk mencari Pokemon, ditahan Kepolisian Resor Kota (Polresta) karena main Pokemon di depan ruang satuan intel, hingga penjambretan akibat bermain Pokemon Go di pinggir jalan.

Iklan layanan masyarakat ini muncul satu minggu setelah banyaknya kasus kecelakaan kendaraan bermotor di berbagai negara (Nerd Much, 2016).

Beberapa perubahan perilaku yang sifatnya kontraproduktif di kalangan pemain Pokemon Go juga terjadi. Penurunan kinerja para Pegawai Negeri Sipil (PNS) membuat Gubernur DKI Jakarta, Ahok, mengeluarkan larangan bermain Pokemon bagi PNS sekaligus juga menetapkan sanksi pemotongan tunjangan bagi mereka yang melanggar (Kompas, 2016). Yuddy Chrisnandi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, turut mengeluarkan larangan bagi aparat negara untuk bermain permainan virtual apapun di lingkungan kantor (BBC, 2016). Berbagai larangan bermain Pokemon Go bermunculan akibat dari tingginya pengaruh permainan ini dalam kehidupan masyarakat.

Stereotip negatif terhadap Pokemon Go tercipta tidak hanya terhadap permainannya itu sendiri tetapi juga terhadap orang yang memainkannya. Masyarakat dengan cepat mendukung stereotip negatif dari permainan Pokemon Go mengingat besarnya dampak permainan tersebut dalam mempengaruhi kehidupan sosial.

Eksperimen sosial sederhana dilakukan oleh salah satu kru Tulodo dengan bermain Pokemon Go di tengah lingkungan pertemanan yang tidak main permainan tersebut. Berbagai komentar muncul, dari yang sifatnya teguran (“Sudah jangan main lagi, nanti kecanduan loh”), sampai dengan komentar yang bersifat ancaman (“Masih lu mainin juga tuh Pokemon, kita ga temenan lagi”). Risiko bermain Pokemon Go tidak hanya bersifat fisik (kecelakaan, pencopetan, dsb) tetapi juga psikis, yaitu mendapat penilaian dan perlakuan negatif dari lingkungan sekitar.

Merupakan hal yang wajar jika kejadian-kejadian mengenaskan yang terjadi akibat bermain Pokemon Go, mengundang kekhawatiran tersendiri bagi para orangtua, guru, dan sahabat, jika mereka melihat orang yang disayangi turut serta bermain Pokemon Go. Akan tetapi, sebagaimana yang telah disebutkan di awal tulisan ini, dampak perkembangan teknologi selalu memiliki dua sisi.

Beberapa artikel telah membahas manfaat bermain Pokemon Go (tabloid Pulsa, Tempo, dan Citizen Liputan6). Pokemon Go ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan. Pokemon Go yang menuntut mobilitas tinggi dapat mengurangi sedentary lifestyle atau gaya hidup kurang aktif. Masyarakat menjadi terdorong untuk lebih eksploratif dan aktif bergerak untuk mengakses tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi. Rekomendasi World Health Organization (WHO) untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik intensitas sedang adalah selama 150 menit per minggu. Dengan berjalan menangkap Pokemon selama minimal 30 menit per hari berarti Anda sudah mulai berkomitmen untuk hidup lebih sehat. Selain itu bagi karyawan kantor, Pokemon Go juga dapat bermanfaat untuk membangun relasi (Forbes, 2016).

Pemerintah kota Jakarta sebenarnya bisa mempromosikan pemakaian transportasi publik lewat Pokemon Go, contohnya TransJakarta dan kereta komuter. Peraturan ganjil genap, dapat ditingkatkan efektivitasnya jika pemerintah secara kreatif mampu mengelola peluang dari tren Pokemon Go.

Pokemon 2

Contoh penggabungan tren Pokemon dengan penggunaan TransJakarta.

Ilustrasi TransJakarta diambil dari sini.

Organisasi sosial maupun pemerintah dapat turut menggunakan Pokemon Go sebagai saluran kampanye perubahan perilaku masyarakat. Pokemon Go adalah sarana yang baik untuk menghubungkan masyarakat dengan layanan tertentu dalam upaya perubahan perilaku. Dengan demikian, Pokemon Go tidak hanya berdampak negatif terhadap sebagian orang yang ceroboh, tetapi juga bisa mendatangkan manfaat bagi kehidupan banyak orang lain. Semoga di masa depan kita bisa lebih sering mendengar “yuk CFD bareng, cari Pokemon” dibandingkan “gue bisa nyetir sambil main Pokemon”.

Bagikan pada kami, bagaimana pengalamanmu memanfaatkan tren Pokemon Go?

Published by

Nicholas Goodwin

Behaviour change and international development guy.

2 thoughts on “Pokemon Go Penyelamat Kehidupan

Leave a Reply