Saat ini kasus TBC (Tuberkulosis) di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit menular yang yang masih banyak ditemukan kasusnya di Indonesia. Bila melihat data dari WHO Global Tuberculosis Report, ditemukan sebanyak 393.323 kasus TBC pada tahun 2021 di Indonesia. Laporan dari WHO juga memaparkan bahwa Indonesia masih berada dalam urutan ke-2 dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India. Oleh karena itu, saat ini pemerintah Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan RI masih terus mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan penyakit TBC di Indonesia dengan cara mengenali gejala TBC serta melakukan pencegahan dan penanganan TBC secara baik dan benar, khususnya di era pandemi COVID-19.
Melihat hal tersebut, STOP TB Partnership Indonesia (STPI) berinisiatif untuk melakukan kegiatan kampanye TBC untuk mengedukasi serta mempromosikan perilaku pencarian kesehatan orang dengan gejala TBC dengan mengajak masyarakat untuk mengetahui bagaimana cara mendiagnosis dan melakukan pencegahan serta penanganan TBC secara benar. STPI menunjuk Tulodo Indonesia untuk melaksanakan kampanye ini. Kegiatan kampanye akan mengajak kaum muda di DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk membantu menyebarkan informasi dengan menggunakan tookit Behaviour Change Communication (BCC) material.
Kegiatan awal dari proses kampanye TBC ini adalah dengan mengadakan penelitian pendahuluan melalui Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD)untuk menggali pengetahuan, sikap, perilaku serta kebutuhan masyarakat terkait kampanye TBC. Sebanyak lima FGD telah dilakukan secara virtual dengan peserta sebanyak 28 orang masyarakat umum dari berbagai usia di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Bandung dan Sumedang di akhir Januari 2022. Di dalam diskusi, Tulodo bersama dengan kelompok sasaran juga turut membuat ide konten untuk kemudian digunakan di dalam komunikasi material yang dikembangkan untuk kegiatan kampanye TBC.
Dengan terlibatnya berbagai generasi di dalam diskusi ini, diharapkan Tulodo dengan STPI akan lebih banyak mendapatkan ide dari berbagai macam perspektif terkait isu TBC di daerah lingkungan tempat tinggalnya. Terdapat juga temuan yang menyebutkan bahwa TBC adalah penyakit kuno yang kurang menarik untuk menjadi bahan obrolan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa temuan menarik yang kami dapatkan dari aktivitas FGD yang menyatakan bahwa TBC adalah penyakit yang menakutkan:
“Menakutkan ya, yang menakutkan itu batuk karena berdarah begitu ya, bahayanya kan bisa fatal begitu ya, karena kalau dengar ada korban yang meninggal karena TBC, dulu bahkan pegang tangan atau salaman begitu takut “
Berkenaan dengan komunikasi material, dari aktivitas FGD ini terungkap bahwa video merupakan salah satu bentuk materi komunikasi yang cocok digunakan untuk kegiatan kampanye TBC, hal ini sebagaimana dikutip dari pernyataan peserta FGD:
“…video, karena untuk Indonesia, dominan daya baca kurang, melihat gambar bergerak lebih menarik”.
Dari hasil diskusi juga terlihat bahwa banyak dari kelompok sasaran yang menyarankan terkait kegiatan kampanye TBC yang sebaiknya dilakukan secara offline dan online. Menurut beberapa responden, meningkatnya pengguna media sosial di masyarakat bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyebarkan kampanye TBC kepada masyarakat luas. Beberapa responden juga menyampaikan bahwa penggunaan media sosial dalam menyampaikan pesan kampanye TBC dianggap efektif guna menjangkau berbagai lapisan masyarakat dari semua kalangan, umur dan gender.
Selanjutnya Tim Tulodo akan mendesain materi BCC yang akan digunakan dalam kegiatan kampanye TBC yang dibuat berdasarkan hasil masukan dari kelompok sasaran. Nantikan cerita-cerita menarik lainnya dari kami dalam upaya kita bersama melawan penyakit TBC di Indonesia.