Di artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Pop-Up Market sebagai alternatif ruang belajar untuk wirausaha. Artikel ini akan lebih banyak membahas secara detail tentang apa yang keuntungan yang didapatkan oleh wirausahawan saat ikut berpartisipasi di dalam pop-up market.
Pada tahun 2017, Tulodo ditunjuk oleh Kompak untuk melakukan proyek yang dinamakan Market-Linkages. Salah satu kegiatan dari program adalah melakukan uji coba program keperantaraan pasar dengan menggunakan pendekatan pemasaran mikro yang berpusatkan pada: pelanggan, brand yang konsisten, uji coba dan pembelajaran dari pengalaman berwirausaha.
Uji coba promosi dilakukan oleh kelompok perempuan Desa Ketro (Mocaf Bogati) dan Desa Tahunan (Sumber Waras), Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Salah satu dari uji coba produk yang dilakukan oleh kelompok perempuan tersebut adalah membuka pop-up shop di acara Car Free Day (CFD) yang diadakan di alun-alun kota Pacitan. Pengalaman ini tidak hanya dalam rangka memperkenalkan produk Mocaf Bogati dan Jamu Sumber Waras saja, akan tetapi juga sebagai ajang untuk berinteraksi dengan pembeli.
Saat mengetahui bahwa mereka harus membuka ‘lapak’ di acara CFD, kelompok perempuan Mocaf Bogati dan Jamu Sumber Waras mulai mempersiapkan produknya agar telihat menarik di mata calon pembeli. Dimulai dari mempersiapkan bentuk kemasan produk mereka, yang memang merupakan salah satu unsur penting dalam kesuksesan sebuah produk (Schoell, 1985). Kemasan sebuah produk dapat digunakan untuk menarik perhatian calon pembeli dan mendorong mereka untuk memeriksa produk yang sedang dijual. Oleh, karena itu kemasan produk merupakan hal pertama yang dibahas dan direncanakan oleh kelompok perempuan di Pacitan ini.
Setelah membahas isu terkait kemasan produk, mulai timbul banyaknya pertanyaan lainnya di antara para ibu-ibu, seperti bagaimana cara agar calon pembeli dapat merasakan tepung dan jamu buatan mereka? Kelompok perempuan di Pacitan kemudian memutuskan untuk mencari cara dalam melibatkan konsumer mereka dengan produk mereka melalui tester makanan yang sudah jadi yaitu brownies yang dibuat dengan tepung Mocaf Bogati dan minuman jamu yang sudah diracik dari Jamu Sumber Waras. Menurut Kinley et al (2010) faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku dari pembeli adalah keterlibatan, selain itu pembeli sangat peduli dengan produk apa yang mereka beli sehingga merasakan langsung rasa dari produk mocaf bogati dan sumber waras sangatlah berperan besar dalam proses penjualan nanti (Slama & Taschian, 1985; Mittal, 1989; 1990).
Tidak hanya berhenti disitu, banyak masalah lain yang ternyata harus diselesaikan oleh kelompok perempuan di Pacitan tersebut, seperti berapa kilogram tepung yang harus disiapkan untuk satu kali acara pop-up shop? Apa yang harus mereka lakukan untuk menarik orang datang ke pop-up shop mereka? Rencana apa yang harus mereka buat, apabila hujan turun? Dan lain sebagainya.
Tim Jamu Sumber Waras sedang membagikan sampel minuman jamu
Banyak sekali hal baru yang dipelajari oleh ibu-ibu dari Mocaf Bogati dan Jamu Sumber Waras, dapat dilihat bahwa pop-up shop adalah cara yang sangat efektif dalam mengedukasi wirausahawan tentang konsep retail karena harus mempersiapkan produk yang ingin dijual, beinteraksi dengan pembeli dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar (Kim et al., 2010; Picot, 2013). Selain itu penelitian mengatakan bahwa pop-up shop merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam menghasilkan promosi dari mulut ke mulut (Marciniak and Budnarowska, 2010; Ryu, 2011; Surchi, 2011; Klein et al. 2016).
Tim Mocaf Bogati dengan sepiring brownies sebagai sampel produk
Setelah acara berakhir, dua UKM Mocaf Bogati dan Jamu Sumber Waras asal Pacitan tersebut ternyata berhasil mendapat kesuksesan. Produk Mocaf dan Sumber Waras terjual dalam jumlah banyak, semua flyer yang berisi pemesanan via whatsapp juga habis diambil oleh pengunjung pop-up shop. Ya, hanya dimulai dari sebuah pop-up shop kecil di pinggir jalan, perlahan brand Tepung Mocaf Bogati dan Jamu Sumber Waras juga mulai dikenal oleh warga Pacitan. Dari proses tersebut diharapkan usaha kelompok kecil yang dijalankan oleh perempuan di Pacitan dapat menjadi inspirasi untuk banyak wirausahawan diluar sana untuk ikut belajar, menikmati proses berjualan melalui uji coba produk lewat pop-up market/shop.
Published by