Mungkinkah #MulaiTanpaSedotan Menjadi “Gerbang Awal” Hilangnya Kemasan Plastik McDonald’s Lainnya?

Kantong, gelas dan sedotan plastik yang banyak dijumpai pada penjual minuman dingin. Foto:  pexels.com

#MulaiTanpaSedotan adalah sebuah gerakan baru dari McDonald’s Indonesia, dimana seluruh restoran McDonald’s di Indonesia tidak lagi menyediakan sedotan plastik untuk para konsumennya. Selain mengurangi sampah plastik, #MulaiTanpaSedotan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai masalah lingkungan di Indonesia. Apakah gerakan ini cukup efektif dalam mengurangi sampah plastik?

LETREC0z7Z5Ma3NiIyPZPoster kampanye McDonald’s. Foto: https://mcdonalds.co.id/

Menurut laporan UNEP tahun 2018, sedotan menempati urutan ke-7, sebagai sampah laut yang banyak ditemukan di pesisir pantai. Selain itu, menurut data riset dari Divers Clean Action, memperkirakan bahwa penggunaan sampah plastik di Indonesia, mencapai 93,2 juta setiap harinya. Di tahun 2018, Indonesia sendiri menempati peringkat ke-2 di dunia sebagai negara penghasil sampah plastik terbanyak, setelah  Tiongkok. Bila penggunaan sampah plastik tidak segera ditangani dan dibiarkan, diperkirakan di tahun 2050 akan ada lebih banyak sampah plastik yang berenang di lautan, dibandingkan hewan laut.

Sebelum munculnya #MulaiTanpaSedotan dari McDonald’s, penggunaan sedotan stainless steel dan bambu sedang tren di masyarakat  Indonesia. Hal ini didorong oleh kafe-kafe, para influencer dan tokoh masyarakat yang memulai gerakan tanpa sedotan plastik, banyaknya sedotan stainless steel yang mulai dijual dipasaran dengan harga terjangkau, dan  maraknya pesan kampanye yang menyatakan bahwa sedotan plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai karena terbuat dari polypropylene dan polystyren. Selain itu, pemerintah juga sudah menargetkan untuk mengurangi  sampah plastik sebanyak 70%, pada akhir 2025.

McDonald’s sendiri mulai  mengikuti gerakan ini pada 12 November 2018. Sutji Lantyka – Associate Director of Communications McDonalds Indonesia mengatakan gerakan ini berawal dari produksi sampah plastik yang semakin meningkat dan sulit diolah dan dengan alasan tersebut beliau berharap McDonald’s Indonesia bisa mengurangi produksi sampah harian hingga 30%.

Pengurangan sedotan plastik di semua restoran McDonald’s di Indonesia dapat dipastikan akan berkontribusi dalam  mengurangi sampah plastik yang semakin banyak dan mulai mengganggu ekosistem. Namun Apakah gerakan tanpa sedotan plastik ini cukup efektif? Sebagai gambaran kita bisa melihat pada kampanye yang telah dilakukan oleh Dune Ives.

Dune Ives, Executive Director of Lonely Whale di Amerika Serikat mengajak 500 restoran lokal untuk ikut gerakan tanpa sedotan plastik dalam upaya untuk mempromosikan kesehatan laut. Hasilnya diperkirakan 2,3 juta sekali penggunaan sedotan plastik berkurang dalam satu waktu. Dia juga menjelaskan bahwa gerakan ini dapat menjadi  gateway plastic untuk memancing diskusi yang lebih besar tentang polusi sampah plastik.

Selain upaya yang dilakukan oleh Dune Ives, walikota Seattle, Jenny A. Durkan juga sudah mengumumkan larangan penggunaan sendok, garpu, pisau, dan sedotan plastik sekali pakai pada restoran, yang sudah berlaku sejak  1 Juli 2018. Mereka yang melanggar akan didenda hingga $250.

Kembali pada kampanye  yang dilakukan oleh McDonald’s. Mungkinkah  #MulaiTanpaSedotan merupakan “gerbang awal” dari hilangnya kemasan plastik McDonald’s lainnya seperti di antaranya garpu, pisau, sendok, wadah, dan kantong plastik? Bagaimana menurut Anda?

710795_720Menu McDonalds – Ayam sambal matah dikemas di dalam kemasan plastik. Foto: tempo.com
maxresdefaultMcFlurry rasa Durian yang dikemas dengan tutup plastik dan sendok plastik. Foto:  DancingBacons Youtube

Editor: Yani Lauwoie

Published by

Ratnakanya Hadyani

Kanya is Communication Officer for Tulodo. She hopes to tell stories that hopeful and thought provoking within complex situation created by behavior change and innovation.

Leave a Reply