Dolpin (Dolanan Pintar) merupakan mainan bertema kesehatan tubuh, pendidikan reproduksi dan hubungan berbasis keluarga untuk anak usia 5-9 tahun di Indonesia (info lebih lanjut tentang Dolpin dapat diakses di link ini: http://bit.ly/DolpinJourney). Sebagai produk desainer yang bertugas untuk merancang Dolpin, saya telah melewati beberapa tahapan dalam pembuatan purwarupa/prototype.
Tapi, apa yang dimaksud dengan purwarupa itu sendiri? Purwarupa adalah sebuah objek tahap awal yang diuji-cobakan kepada pengguna; mudahnya, purwarupa adalah sebuah objek yang masih belum selesai, masih perlu dikembangkan dan butuh banyak uji coba untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sesuai dengan kebutuhan pengguna. Uji coba biasanya dilakukan sebelum tahap produksi dalam jumlah banyak dan tahap dijual ke pasaran atau digunakan oleh orang banyak.
Untuk purwarupa Dolpin, tim Dolpin menguji cobakan mainan Dolpin untuk dimainkan dan diujicobakan kepada 10 keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak berusia 5-7 tahun selama 7 hari. Pembuatan purwarupa/prototype adalah proses yang sangat bermanfaat untuk Dolpin, karena selain dapat mengatur desain produk Dolpin sesuai dengan kebutuhan pengguna, saya juga dapat menemukan apa yang sudah benar dan apa yang kurang dari desain produk yang saya buat untuk mainan Dolpin.
Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apakah mainan ini bisa bertahan selama 7 hari tidak ya?”, dan yang terpenting adalah pertanyaan “Apakah pelajaran kesehatan tubuh dan reproduksi yang merupakan inti dari permainan ini dapat tersampaikan?”. Semua jawaban tersebut dapat ditemukan saat uji coba purwarupa.
Berikut adalah 5 tahap yang menjadi pedoman pembuatan purwarupa Dolpin, yang mungkin dapat diterapkan oleh komunitas atau individu yang juga ingin membuat sebuah purwarupa:
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah hal yang penting untuk seorang produk desainer, apalagi dalam pembuatan mainan anak ini. Saya selalu menempatkan diri sebagai seorang pemula, yang benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai purwarupa yang ingin saya buat. Hal-hal seperti, bahan dasar apa yang cocok digunakan untuk anak berusia 5-7 tahun. Cara apa yang paling baik dalam menyampaikan topik seputar Kesehatan Reproduksi untuk anak berusia 5-7 tahun. Pertanyaan-pertanyaan seperti mainan apa yang biasa mereka gunakan atau apabila saya menggunakan bahan kayu apakah sudah sesuai harga produksinya dengan kemampuan ekonomi mereka?. Rasa ingin tahu tersebut membantu saya untuk terus melakukan riset, guna mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
Pikiran yang terbuka
Ketika berkunjung ke rumah keluarga saat melakukan tes purwarupa Dolpin, banyak pola pikir pengguna yang kadang bertentangan dengan prinsip saya, terutama pola pikir terkait dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Akan tetapi, sebagai seorang produk desainer, saya harus menerima semua informasi dengan netral dan mencari solusi agar Dolpin di masa depan tidak akan menerima kritik karena bertentangan dengan prinsip orang lain. Semakin banyak kritik, sebenarnya akan membantu saya untuk segera menemukan solusi tepat dalam pembuatan purwarupa Dolpin.
Waktu yang dibatasi
Saya sering berpikir bahwa dalam pembuatan sebuah purwarupa, saya membutuhkan waktu yang cukup banyak. Ya, saya berfikir bahwa semakin banyak waktu yang saya dapatkan, akan semakin baik hasil purwarupa yang akan saya hasilkan. Namun ternyata setelah mengalami proses pembuatan purwarupa Dolpin, saya sadar bahwa banyak atau sedikitnya waktu tidak akan menentukan kualitas dari purwarupa Dolpin. Saat pengguna berinteraksi dengan mainan Dolpin, saya langsung mendapatkan banyak masukan untuk membuat purwarupa yang lebih baik. Ya, semakin cepat purwarupa dapat berinteraksi dengan pengguna, ternyata akan semakin baik, karena saya akan segera mengetahui bagian dari purwarupa yang harus saya perbaiki. Dan, tidak ada purwarupa yang sempurna selama apapun seorang produk desainer mengerjakannya, karena selama apapun itu, yang kita kerjakan tetaplah sebuah purwarupa, bukan produk akhir.
Pengetahuan material dan produksi
Pengetahuan saya sebagai produk desainer diuji, terutama saat memilih material untuk pembuatan purwarupa Dolpin. Produk desainer dituntut untuk selalu memiliki pengetahuan soal proses produksi yang cepat, baik dan berkualitas, serta apa material yang dapat mewakili produk yang akan dibuat. Penting untuk mencari material yang berkualitas, bagus dan terjangkau harganya oleh pengguna. Beruntung saya hidup di era digital karena banyak peralatan yang dapat membantu proses pembuatan purwarupa saya. Saya memilih material kayu untuk purwarupa Dolpin, karena selain bisa menggunakan laser cut dalam proses pembuatannya, juga bisa menggunakan teknologi CNC Router. Selain itu, material kayu, tidak akan menjadi sampah saat sudah tidak digunakan, berbeda dengan plastik, kayu dapat di daur-ulang kembali saat purwarupa sudah tidak digunakan kembali.
Tidak mencintai purwarupa
Ketika purwarupa Dolpin yang paling pertama diberikan kepada pengguna, pengguna berhak mengeksplorasi purwarupa sesuai dengan keinginan mereka. Banyak dari anak yang mungkin akan merusak purwarupa atau orangtua yang salah merakit purwarupa sehingga rusak. Namun, hal tersebut adalah sebuah berita baik untuk produk desainer, karena saya mendapatkan masukan untuk mengatasi berbagai kerusakan pada purwarupa Dolpin. Di tahap selanjutnya saya harus menemukan solusi agar purwarupa tahap berikutnya tidak mengalami kerusakan seperti purwarupa sebelumnya. Ya, jangan cintai dan sakit hati saat purwarupa yang kita buat mengalami kerusakan, cintai masalah yang kamu dapat temukan dan akan kamu selesaikan.
Published by