Intervensi untuk Program Anti-Rokok: Pentingnya Branding dan Segmentasi

Tulodo Indonesia (Dr Nicholas Goodwin dan Heribertus Rinto Wibowo) menjadi pembicara dalam salah satu sesi di Seminar Etika Pemasaran Rokok di Indonesia: Implikasi terhadap Kebijakan Pengendalian Tembakau pada tanggal 19 Juli 2017 di Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Edinburgh Napier University serta Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Tema yang dibahas  oleh Tulodo Indonesia adalah studi kasus tentang program anti-rokok yang ditujukan kepada anak muda di Singapura, Thailand, Amerika Serikat dan Indonesia. Keefektifan dari program-program ini dianalisa, termasuk hambatan perubahan, keuntungan untuk masyarakat dan wawasan untuk mengembangkan program anti-rokok di Indonesia.

Dengan terus meningkatnya jumlah perokok di Indonesia terutama di kelompok pria, diperlukan suatu intervensi yang komprehensif dengan dukungan dari berbagai pihak. Sebagaimana suatu program tidak akan efektif menyasar semua target, diperlukan segmentasi terhadap target. Selain itu, penelitian terkait segmentasi juga perlu dilakukan agar dapat lebih memahami kebutuhan target dan intervensi dapat lebih tepat sasaran. Dalam mendesain sebuat intervensi, sebuah brand yang bermakna dan bernilai bagi target yang mampu meng-counter pemasaran industri rokok perlu dikembangkan. Pemahaman terhadap konsep pemasaran dan segmentasi sangat diperlukan oleh para praktisi kesehatan masyarakat untuk mendesain intervensi yang efektif dan tepat sasaran ini. Selain itu, perlu juga untuk mengubah perilaku melalui kebudayaan. Untuk mendukung itu semua, perlu dikembangkan juga kebijakan yang berbasis kesehatan masyarakat.

Beberapa topik lainnya yang dibahas dalam seminar ini adalah: “Pemasaran rokok di Indonesia” oleh Dr John Suprihanto (Universitas Gadjah Mada); “Persepsi publik terhadap etika pemasaran rokok” oleh Dr Nathalia C. Tjandra (Edinburgh Napier University); dan “Pemasaran rokok dan anak-anak” oleh Dr Yayi Suryo Prabandari (Universitas Gadjah Mada). Pada sesi terakhir, peserta dan pembicara berdikusi tentang kebijakan pengendalian tembakau yang telah diterapkan pemerintah lokal dan pusat, kekuatan dan kelemahan kebijakan tersebut dan proposisi untuk kebijakan yang akan datang. Peserta seminar terdiri dari berbagai perwakilan dari pemerintah lokal, dan beberapa lembaga swadaya masyarakat yang berbasis kesehatan, perwakilan dari universitas dan akademisi, serta mahasiswa.

Published by

Heribertus Rinto Wibowo

A public health enthusiast, passionate about the science of health promotion, tobacco control and social determinants of health.

Leave a Reply